BANJIR DI IBU KOTA
1. Metode devinisi
Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), M Rico Sinaga mengatakan, hal yang patut dipahami, banjir dan kemacetan lalu lintas bukanlah persoalan teknis semata-mata seperti melakukan perbaikan daerah aliran sungai, sistem drainase kota, dan penambahan ruas jalan. Lebih dari itu, persoalan banjir dan kemacetan lalu lintas di ibu kota memiliki banyak dimensi seperti, hubungan antar instansi pusat dengan daerah, antar daerah, sejarah dan juga kultur masyarakatnya. Karena itu, pemecahan masalah itu, selain harus menyentuj berbagai aspek tersebut juga mesti melibatkan semua pihak terutama pihak berwenang gyang ikut terkait dengan kedua permasalahan tersebut. “Kecenderungan meletakkan semua pertangungjawaban kedua masalah tersebut kepada gubernur atau Pemprov DKI Jakarta jelas sikap keliru dan dengan sendirinya tidak akan menyelesaikan masalah,
2. Metode Sebab Akibat
Akibat dari banjir menyebabkan banyak waktu dan energi terbuang sehingga menyebabkan tingkat produktivitas masyarakat menurun yang secara tidak langsung juga menyebabkan terjadinya peningkatan emisi dari gas buang kendaraan hingga menyebabkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Jika tidak segera diatasi, dipastikan akan menimbulkan bencana lingkungan yang serius dengan resiko dan kerugian yang lebih dahsyat.
3. Metode Proses
Sebagaimana diketahui, otoritas pengelolaan sungai dan drainase kota, diungkapkan Rico, tidak sepenuhnya berada pada Pemprov DKI Jakarta melainkan sebagian besar berada pada Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Karena itu, sambungnya, Pemerintah Pusat menjadi pihak yang ikut bertanggungjawab dalam mengatasi banjir di Jakarta. Apalagi, sebagian besar sungai yang ada di ibu kota juga melintas di daerah lain dan dengan sendirinya daerah-daerah itu mesti ikut bertanggungjawab dalam pemeliharaan sungai. Di samping itu, tentu kita juga tidak boleh menyampingkan terjadinya cuaca ekstrim yang belakangan kerap terjadi.
4. Metode Contoh
Mengenai kemacetan lalu lintas yang dari waktu ke waktu cenderung semakin parah, tentu tidak semata-mata akibat daya dukung jaringan jalan yang tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah kendaraan. Tetapi disebabkan pula faktor lainnya seperti, lemahnya disiplin pengguna jalan, tingginya arus masuk kendaraan dari luar ke dalam kota Jakarta, letak kawasan pemukiman yang terpisah jauh dengan pusat aktivitas ekonomi masyarakat dan lain sebagainya. Contoh akibat dari banjir :membuang sampah sembarangan.tanah longsor.dll
5 Metode Klasifikasi
Dalam satu dasawarsa terakhir, kemacetan dan banjir tampaknya telah menjadi masalah yang amat serius bagi warga ibu kota. Kerugian yang ditimbulkan dua masalah itu tentu sangat membebani kehidupan warga. Terlebih, dua masalah itu kerap menimbulkan dampak berganda. Genangan banjir misalnya, tidak hanya merusak harta benda milik warga saja, melainkan juga dapat memicu munculnya berbagai wabah penyakit, menganggu kegiatan perekonomian, bahkan tak tak luput dapat merenggut korban jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan menyeluruh. “Untuk mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi, maka sudah seharusnya dilakukan pembatasan terhadap kendaraan berat berukuran besar yang masuk ke dalam kota pada jam-jam sibuk.
0 Response to "Tugas Bahasa Indonesia 3"
Posting Komentar